Ketika saya tahu kalau saya harus survey di area East Java, hal yang paling membuat saya tertarik yaitu "Yes, gue bisa ke Malang". Melihat isi feed dan insta story teman-teman saya yang berkunjung ke Malang, saya juga kepengen untuk kesana. Mau ikut main sama binatang di Batu Secret Zoo, Jatim Park, Museum Angkut dan lain-lain. Akhirnya setelah kesempatan itu datang, Pak Alfian, Mba Yulita dan saya merencanakan untuk pergi ke Malang di saat weekend.
Kami berangkat ke Malang sekitar jam 9 pagi dari Surabaya, pakai mobil kantor. Kalau di hari normal, waktu yang dihabiskan kalau pakai mobil sekitar 2 jam-an. Tapi saat itu saya sedang tidak beruntung, sepanjang Jalan macet sekali. Akhirnya driver kami memutuskan untuk keluar tol dan lewat jalan biasa yang seperti naik turun gunung. Saya tidak tahu itu jalan apa tapi yang pasti tidak terlalu lebar tapi banyak orang yang lewat. Saya sempat mampir untuk membeli apel malang, sekalian buat isi perut yang mulai kelaperan.
Walaupun sudah mengindari tol dan jalanan besar, ternyata begitu menuju ke Batu tetap kena macet. Alhasil kami baru sampai di kota Batu sekitar setengah 3 sore. Jadilah kami bertiga memutuskan untuk ke satu tempat saja yaitu Museum Angkut. Museum Angkut ini salah satu tempat wisata terkenal di Malang, lokasinya ada di Batu. Sesuai namanya, Museum ini akan menampilakan berbagai macam alat transportasi dari seluruh dunia. Saya sudah penasaran sekali ingin masuk ke dalam.
By the way, meskipun sudah jam 3 sore, tapi masih banyak yang antri untuk beli tiket. Saya lupa dulu harga tiketnya masuk berapa, tapi kalau di googling per hari ini sih untuk weekend harganya 100 ribu perorang. Seingat saya, kalau kita bawa kamera, kita harus membayar tambahan lagi, dan nanti kita akan dikasih semacam wristband untuk digantung di kamera kita, sebagai pertanda ke petugas kalau kita sudah membayar lebih untuk kamera.
Untuk masuk ke dalam, tidak bisa langsung masuk, tapi harus bergilir. Mungkin karena di dalam landmark masih banyak orang ya, tapi tidak lama kok menunggunya. Setelah benar-benar masuk, ternyata tempatnya sebagus seperti yang ada di foto. Saya pertama kali masuk ke area indoor, di dalamnya sudah AC jadi tidak usah takut kepanasan. Area indoornya saja menurut saya sudah besar sekali loh, dan banyak sekali alat transportasi yang ditampilkan. Ada beberapa mobil yang tidak boleh dinaiki atau sentuh, jadi harap diperhatikan yaa.
Pindah ke bagian lain, masih di ruangan indoor, kali ini isi ruangannya lebih beragam, ada banyak sepeda tua yang lucu dan bisa dinaiki juga loh.
Masuk ke ruangan selanjutnya, kali ini tema-nya saya lupa tapi kebarat-baratan lah ya, ada Menara Eiffel, ada telepon umum ala Inggris, bahkan ada juga trolley Harry Potter di paltform 9 3/4. Ternyata di bagian ini, juga ada beberapa cafe western yang lucu-lucu, sayangnya saya tahu pasti harganya mahal, jadilah saya cuma lihat dan foto-foto di depannya saja.
Sebenarnya bagian yang paling saya suka ada di area outdoor nya, pengen banget bisa foto di zebra cross yang ada tulisan Gangster Town nya itu, tapi apalah daya hujannya makin lama makin gede, jadi saya cuma melihat saja dari pinggir pinggir. Banyak juga dekorasi dekornya yang super cool kayak payung-payung di atas langit, becak-becak dipinggir jalan dan lain-lain. Ohiya, di Museum Angkut sering ada jadwal parade gitu, katanya sih bagus dan lucu, temanya juga berbeda-beda. Tapi waktu saya kesana, sayangnya sedang tidak ada parade satupun, mungkin karena lagi musim hujan ya.
Kalau kalian lapar, bisa menikmati restoran khas Indonesia di Pasar Apung Nusantara-nya. Tapi kalau saya cuma melihat saja tempatnya karena sejalan dengan pintu keluar. Saya berencana untuk makan di luar bersama driver kantor yang sudah mau menunggu kita. Saya keluar dari Museum sekitar pukul 6 sore menjelang Maghrib. Saya pun mencari makan malam dan langsung pulang ke Hotel untuk beristirahat.
Keesokannya di hari Minggu, jam 10 pagi, saya dan Mba Yulita sudah dijemput driver untuk pergi ke Coban Rais. Coban Rais ini bisa dibilang wisata alam sekaligus wisata selfie yang ada di Batu. Sebenarnya coban sendiri artinya air terjun, karena disana memang ada air terjun yang bisa dinikmati walaupun track nya agak susah. Tapi yang membut tempat wisata itu terkenal adalah tersedianya spot selfie yang banyak yang bebas dipakai hanya dengan membayar saja. Contohnya seperti hammock, sepeda terbang, foto dengan tulisan I love U dengan background pemandangan alam, dan masih banyak yang menarik lainnya.
Harga tiket masuknya 25 ribu satu orang, mobil harus ditaruh di parkiran mobil, sedangkan kalau motor bisa dibawa sampai ke atas. Saya lupa kalau hari itu adalah long weekend, jadi antrian untuk membeli tiket masuk saja sudah 1 jam lebih, ditambah saat itu hujan yang lumayan besar, jadilah basah-basahan sambil antri. Setelah membeli tiket, ternyata tiket itu sudah termasuk 2 kali foto gratis di spot foto yang sudah kita pilih saat membeli tiket. Di setiap spot foto sudah ada mas-mas yang akan memfoto kita dengan kameranya, nanti hasil fotonya bisa kita bayar dan ambil jika berminat. Kita juga bisa request untuk foto selfie atau pake kamera pribadi.
Tiket sudah di tangan, saya dan Mba Yulita memutuskan untuk ke tempat foto spot pertama yaitu ke flower di Batu Flower Garden area. Yang bikin shock, ternyata kita harus antri lagi dong :( karena penasaran akhirnya kita pasrah ikut antrian. Dan yang ini antriannya lebih lama dari yang sebelumnya sekitar 1.5 jam. Ternyata kesedihan belum selesai disitu, setelah tahan kesabaran antri, pas tepat di paling depan, hujan turun besaaaar sekali, sampai mas fotografer bilang "tunggu sebentar ya mba" what ??? seketika itu juga langsung malas dan sudah tidak berselera. Sebenarnya saya juga takut karena untuk berfoto diatas harus menaiki tangga kayu yang lumayan serem, setelah terkan hujan saya yakin itu pasti licin, jadi agak ngeri juga sih.
Setelah gagal foto di tempat itu, saya langsung malas, ditambah hujan yang tidak selesai-selesai. Akhirnya Mba Yulita dan saya memilih untuk pulang dan keluar dari Coban Rais. Tapi ternyata kita sudah jalan cukup jauh, untuk kebawah lagi perlu waktu sekitar 30 menit jalan kaki. Kami pun memberhentikan abang ojek dan turun ke bawah menggunakan motor. Jadi, apa hasilnya dari berkunjung ke Coban Rais ? Nothing. Sayangnya cuaca dan keadaan benar-benar tidak mendukung, yang saya dapat adalah basah kuyup sampai ke dalam sepatu.
Bertemu dengan driver, saya dan Mba Yulita berencana untuk makan siang menuju sore. Tujuannya yaitu ke Bakso President yang hits itu. Ternyata restorannya ada di pinggir rel kereta api ya. Dan lagi-lagi untuk pesan makanannya pun harus antri panjang. Saya sudah lupa harganya berapa, yang saya ingat saya memesan satu porsi bakso kuah dan bakso bakar. Untuk rasa bakso kuahnya so-so lah ya, nothing special menurut saya, tapi bakso bakarnya enak banget, kalau tidak antri saya pengen pesan lagi, tapi melihat antriannya yang makin panjang, yaudah nanti kalau ke Malang, saya mampir lagi deh buat makan bakso bakarnya.
Selesai makan, kami mengobrol sebentar sambil istirahat. Kayaknya hari itu memang belum berjodoh ya untuk eksplor kota Malang. Nanti lain waktu, kalau ke sini harus di-noted supaya jangan pergi di saat long weekend, karena dimana-mana antriannya tidak wajar. Untungnya perjalanan pulang ke Surabaya tidak semenjijikan seperti saat berangkat, kami pulang lewat tol dan sekitar 3 jam sudah sampai di Hotel di Surabaya.
Baik, segitu dulu cerita tentang jalan-jalan sambil kerjanya di Jawa Timur. Semoga bisa membantu dan See you!
Xo,
Rianađź’‹
Walaupun sudah mengindari tol dan jalanan besar, ternyata begitu menuju ke Batu tetap kena macet. Alhasil kami baru sampai di kota Batu sekitar setengah 3 sore. Jadilah kami bertiga memutuskan untuk ke satu tempat saja yaitu Museum Angkut. Museum Angkut ini salah satu tempat wisata terkenal di Malang, lokasinya ada di Batu. Sesuai namanya, Museum ini akan menampilakan berbagai macam alat transportasi dari seluruh dunia. Saya sudah penasaran sekali ingin masuk ke dalam.
By the way, meskipun sudah jam 3 sore, tapi masih banyak yang antri untuk beli tiket. Saya lupa dulu harga tiketnya masuk berapa, tapi kalau di googling per hari ini sih untuk weekend harganya 100 ribu perorang. Seingat saya, kalau kita bawa kamera, kita harus membayar tambahan lagi, dan nanti kita akan dikasih semacam wristband untuk digantung di kamera kita, sebagai pertanda ke petugas kalau kita sudah membayar lebih untuk kamera.
Untuk masuk ke dalam, tidak bisa langsung masuk, tapi harus bergilir. Mungkin karena di dalam landmark masih banyak orang ya, tapi tidak lama kok menunggunya. Setelah benar-benar masuk, ternyata tempatnya sebagus seperti yang ada di foto. Saya pertama kali masuk ke area indoor, di dalamnya sudah AC jadi tidak usah takut kepanasan. Area indoornya saja menurut saya sudah besar sekali loh, dan banyak sekali alat transportasi yang ditampilkan. Ada beberapa mobil yang tidak boleh dinaiki atau sentuh, jadi harap diperhatikan yaa.
Pindah ke bagian lain, masih di ruangan indoor, kali ini isi ruangannya lebih beragam, ada banyak sepeda tua yang lucu dan bisa dinaiki juga loh.
Masuk ke ruangan selanjutnya, kali ini tema-nya saya lupa tapi kebarat-baratan lah ya, ada Menara Eiffel, ada telepon umum ala Inggris, bahkan ada juga trolley Harry Potter di paltform 9 3/4. Ternyata di bagian ini, juga ada beberapa cafe western yang lucu-lucu, sayangnya saya tahu pasti harganya mahal, jadilah saya cuma lihat dan foto-foto di depannya saja.
Sebenarnya bagian yang paling saya suka ada di area outdoor nya, pengen banget bisa foto di zebra cross yang ada tulisan Gangster Town nya itu, tapi apalah daya hujannya makin lama makin gede, jadi saya cuma melihat saja dari pinggir pinggir. Banyak juga dekorasi dekornya yang super cool kayak payung-payung di atas langit, becak-becak dipinggir jalan dan lain-lain. Ohiya, di Museum Angkut sering ada jadwal parade gitu, katanya sih bagus dan lucu, temanya juga berbeda-beda. Tapi waktu saya kesana, sayangnya sedang tidak ada parade satupun, mungkin karena lagi musim hujan ya.
Kalau kalian lapar, bisa menikmati restoran khas Indonesia di Pasar Apung Nusantara-nya. Tapi kalau saya cuma melihat saja tempatnya karena sejalan dengan pintu keluar. Saya berencana untuk makan di luar bersama driver kantor yang sudah mau menunggu kita. Saya keluar dari Museum sekitar pukul 6 sore menjelang Maghrib. Saya pun mencari makan malam dan langsung pulang ke Hotel untuk beristirahat.
Keesokannya di hari Minggu, jam 10 pagi, saya dan Mba Yulita sudah dijemput driver untuk pergi ke Coban Rais. Coban Rais ini bisa dibilang wisata alam sekaligus wisata selfie yang ada di Batu. Sebenarnya coban sendiri artinya air terjun, karena disana memang ada air terjun yang bisa dinikmati walaupun track nya agak susah. Tapi yang membut tempat wisata itu terkenal adalah tersedianya spot selfie yang banyak yang bebas dipakai hanya dengan membayar saja. Contohnya seperti hammock, sepeda terbang, foto dengan tulisan I love U dengan background pemandangan alam, dan masih banyak yang menarik lainnya.
source : https://tempatasik.com/ |
source : https://www.dakatour.com/ |
Tiket sudah di tangan, saya dan Mba Yulita memutuskan untuk ke tempat foto spot pertama yaitu ke flower di Batu Flower Garden area. Yang bikin shock, ternyata kita harus antri lagi dong :( karena penasaran akhirnya kita pasrah ikut antrian. Dan yang ini antriannya lebih lama dari yang sebelumnya sekitar 1.5 jam. Ternyata kesedihan belum selesai disitu, setelah tahan kesabaran antri, pas tepat di paling depan, hujan turun besaaaar sekali, sampai mas fotografer bilang "tunggu sebentar ya mba" what ??? seketika itu juga langsung malas dan sudah tidak berselera. Sebenarnya saya juga takut karena untuk berfoto diatas harus menaiki tangga kayu yang lumayan serem, setelah terkan hujan saya yakin itu pasti licin, jadi agak ngeri juga sih.
Bertemu dengan driver, saya dan Mba Yulita berencana untuk makan siang menuju sore. Tujuannya yaitu ke Bakso President yang hits itu. Ternyata restorannya ada di pinggir rel kereta api ya. Dan lagi-lagi untuk pesan makanannya pun harus antri panjang. Saya sudah lupa harganya berapa, yang saya ingat saya memesan satu porsi bakso kuah dan bakso bakar. Untuk rasa bakso kuahnya so-so lah ya, nothing special menurut saya, tapi bakso bakarnya enak banget, kalau tidak antri saya pengen pesan lagi, tapi melihat antriannya yang makin panjang, yaudah nanti kalau ke Malang, saya mampir lagi deh buat makan bakso bakarnya.
Selesai makan, kami mengobrol sebentar sambil istirahat. Kayaknya hari itu memang belum berjodoh ya untuk eksplor kota Malang. Nanti lain waktu, kalau ke sini harus di-noted supaya jangan pergi di saat long weekend, karena dimana-mana antriannya tidak wajar. Untungnya perjalanan pulang ke Surabaya tidak semenjijikan seperti saat berangkat, kami pulang lewat tol dan sekitar 3 jam sudah sampai di Hotel di Surabaya.
Baik, segitu dulu cerita tentang jalan-jalan sambil kerjanya di Jawa Timur. Semoga bisa membantu dan See you!
Xo,
Rianađź’‹
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Read More
East Java Trip 1 : Halo Surabaya : Zangrandi Ice Cream, Sate Ayam Ponorogo Pak Segar & Sego Sambel Mak Yeye
East Java Trip 2 : Jalan - Jalan di Malang : Museum Angkut, Coban Rais & Bakso President
Comments
Post a Comment